Bunda, apakah si kecil seringkali menutup mulut saat disuapi atau justru melepehkan makanan? Jika iya, bisa jadi si kecil sedang dalam masa GTM. Bagi orang tua baru, mungkin bertanya-tanya “Apa itu GTM?” Ya, GTM adalah singkatan dari Gerakan Tutup Mulut. Istilah ini kerap digunakan saat anak menolak makanan dengan menutup mulutnya saat ingin disuapi.
Tentunya, menghadapi anak GTM bukan lah perkara mudah. Seringkali membuat orang tua khawatir dan kebingungan akan gizi sang anak. Untuk mengatasi agar anak mau makan, penting bagi orang tua untuk mengetahui penyebab GTM.
Apa Itu GTM?
GTM adalah kondisi yang seringkali dihadapi orang tua selama masa pengenalan makanan padat atau MPASI pada anak. GTM sebenarnya adalah fase yang cukup umum dialami oleh anak. Meski GTM adalah hal yang normal, namun umumnya masalah ini terjadi pada anak yang baru memulai MPASI dan puncaknya terjadi pada usia 2 tahun yang mana mereka ingin menunjukkan kemandiriannya dengan menolak disuapi.
Penyebab Anak GTM
Sebagai orang tua, tentu kita perlu mengetahui penyebab dari GTM pada anak. Hal ini dikarenakan GTM secara jangka panjang dapat mengganggu tumbuh kembang Si Kecil. Mengetahui penyebab di balik perilaku anak GTM penting untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Berikut beberapa penyebab GTM yang perlu orang tua ketahui:
1. Tumbuh Gigi
Salah satu alasan utama anak menolak makan adalah tumbuh gigi. Proses tumbuh gigi bisa membuat gusi anak terasa sakit dan tidak nyaman, sehingga mereka enggan makan. Sebagai orang tua, kita bisa membantu mengatasi penyebab anak GTM akibat tumbuh gigi dengan cara memberikan makanan yang lebih lunak atau dingin, seperti yogurt atau buah-buahan beku, yang dapat meredakan rasa sakit pada gusi.
2. Bosan dengan Menu Makanan yang Diberikan
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa bosan dengan menu makanannya. Terlebih jika ia mengonsumsi makanan yang sama dalam sehari secara terus menerus dan begitu pun dengan hari esoknya. Agar anak tak bosan dan masalah GTM teratasi, bunda bisa mencoba untuk menyajikan makanan dengan tampilan menarik atau mencoba resep baru yang menggugah selera. Melibatkan mereka dalam memasak juga bisa menjadi cara menyenangkan untuk meningkatkan minat mereka terhadap makanan.
3. Takut Mencoba Makanan Baru
Salah satu penyebab GTM adalah si kecil takut mencoba makanan baru. Ketakutan terhadap makanan baru, dikenal dengan istilah neophobia. Bunda tak perlu khawatir, karena neophobia dianggap normal sebagai bagian dari tahapan perkembangan anak.
Bahkan, kondisi ini memengaruhi sekitar 50% – 75% anak-anak. Anak yang neophobia enggan mencoba makanan baru dengan alasan takut dengan rasa, tekstur, atau warnanya. Untuk mengatasinya, penting bagi orang tua untuk bersabar dan tidak memaksakan anak untuk mencoba makanan baru.
Mulailah dengan memberikan sedikit makanan baru secara perlahan-lahan dan berikan pujian ketika mereka mau mencobanya.
4. Tidak Merasa Lapar
Bunda pernah mendengar si kecil yang berkata tidak ingin makan karena kenyang? Jika iya, bunda tak perlu memaksanya, karena seperti halnya orang dewasa, anak-anak tidak selalu merasa lapar pada waktu yang sama setiap hari.
Terlebih, mereka juga memiliki kemampuan dalam merasakan dan memahami kebutuhan dan sensasi tubuhnya sendiri, termasuk rasa lapar. Anak-anak dikenal memiliki intersepsi yang baik keterampilan, artinya mereka mampu merasakan dan memahami sensasi tubuhnya sendiri.
Ini termasuk rasa lapar. Untuk mengatasi hal ini, cobalah membuat jadwal makan yang lebih fleksibel dan biarkan anak makan saat mereka merasa lapar. Hindari memberikan camilan yang terlalu banyak di antara waktu makan utama.
5. Alami Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)
Penyebab GTM selanjutnya yaitu adanya masalah Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID). ARFID adalah gangguan makan di mana seseorang memiliki keterbatasan dalam jenis atau jumlah makanan yang mereka konsumsi.
Anak-anak dengan ARFID mungkin menolak makanan karena alasan sensorik atau tidak suka terhadap rasa atau aroma tertentu. Berbeda dengan gangguan makan lainnya, anak-anak dengan ARFID cenderung membatasi asupan makanan hingga tidak mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sehat.
Tentunya jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, anak dengan ARFID dapat mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang.
Penyebab ARFID di antaranya:
- Kurangnya minat terhadap makanan
- Kecenderungan untuk cepat merasa kenyang
- Keengganan terhadap makanan tertentu, artinya anak makan cukup tetapi membatasi pilihannya hanya pada makanan tertentu
- Masalah perut atau gastrointestinal seperti penyakit celiac atau penyakit radang usus
- Takut sakit, tersedak, mual, atau alergi, baik karena mereka atau seseorang yang mereka lihat mengalami hal-hal tersebut saat atau setelah makan.
Cara Mengatasi Anak GTM
Menghadapi anak yang susah makan atau GTM adalah tantangan umum yang dihadapi banyak orang tua. Namun, dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat menciptakan lingkungan makan yang positif dan merangsang selera makan anak. Berikut beberapa cara mengatasi anak GTM yang bisa Anda lakukan:
1. Hindari memberi terlalu banyak camilan
Memberi terlalu banyak camilan di antara waktu makan utama dapat membuat anak kenyang dan kehilangan selera makan saat waktu makanan utama tiba. Oleh karena itu, hindari memberikan anak camilan yang terlalu banyak atau terlalu sering sehingga anak akan merasa lapar dan tetap memiliki nafsu makan saat waktu makan utama tiba.
2. Memberikan Makanan dalam Porsi Kecil
Anak-anak kadang merasa kewalahan jika disajikan dengan porsi makanan yang terlalu besar. Terlebih dibandingkan orang dewasa, daya tampung makanan yang masuk ke perut anak cenderung lebih sedikit.
Untuk itu, cobalah berikan si kecil makanan dalam porsi yang lebih kecil dan biarkan anak menambahkan sendiri jika mereka ingin. Ini dapat membuat mereka merasa lebih terkontrol dan nyaman selama makan.
3. Jangan memarahi anak untuk makan
Pernahkah Bunda memarahi si kecil karena mereka tidak mau makan? Jika iya, sebaiknya jangan lakukan ini lagi ya Bunda! Perlu diketahui, memarahi anak saat untuk makan hanya akan membuatnya merasa takut dan sulit untuk diajak makan. Dibanding memarahinya, cobalah bersikap sabar dan ajak si kecil untuk makan bersama. Bersikap sabar dan mendukung selama waktu makan dapat menciptakan lingkungan yang positif dan menyenangkan, yang dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Jauhkan Distraksi saat Makan
Cara mengatasi anak GTM yaitu dengan menghindari memberikan gadget atau menonton TV saat makan. Distraksi bisa membuat anak lebih fokus pada aktivitas lain daripada makan. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman selama waktu makan.
Selain itu, sebaiknya jangan biasakan si kecil makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti sambil jalan-jalan, bermain di taman, atau bersepeda. Dibandingkan melakukan hal tersebut, bunda bisa ajak si kecil untuk makan bersama di meja makan.
Kebiasaan ini tentunya akan berdampak baik di masa depan, yang mana mereka akan menjadi pribadi yang disiplin
5. Libatkan Anak untuk Menyiapkan Makanan
Melibatkan anak dalam proses persiapan makanan dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan. Ajak anak untuk memilih bahan makanan atau membantu dalam kegiatan memasak sederhana. Hal ini, akan membuat mereka jadi lebih bersemangat untuk mencoba makanan yang mereka bantu buat.
Selain cara mengatasi GTM seperti di atas, penting juga untuk selalu memperhatikan pola makan dan selera anak. Setiap anak unik, jadi cobalah berbagai strategi untuk menemukan apa yang paling efektif untuk mereka.
Konsultasikan dengan dokter spesialis anak jika masalah GTM ini terus berlanjut atau jika Anda memiliki kekhawatiran terkait gizi anak.
Demikian Ayah Bunda informasi mengenai GTM pada buah hati. InsyaAllah selalu ada solusi pada setiap tantangan dalam mendampingi anak. Alifa MBDC Sahabat Ayah Bunda siap memberikan pendampingan terbaik untuk Buah Hati Anda. Salam sehat dan salam hebat untuk kita semua.
Oleh: Bunda Reni – Kepala Cabang Alifa Wirobrajan
Sumber:
- Cleveland Clinic. Why Your Toddler Won’t Eat. 4 Mei 2023
- Family Doctor. When Your Toddler Doesn’t Want to Eat. September 2023