Tradisi Syawalan digunakan sebagai ajang bersilaturahmi dan juga saling memaafkan. Sebanyak 150 peserta civitas Alifa MBDC mengikuti acara kajian dan syawalan yang dilaksanakan di The Victoria Hotel pada 20 April 2024 lalu.
Sambutan dari Pak Budi Santoso selaku puncak pimpinan Alifa MBDC pun menambah kehidmatan acara Syawalan ini. Beliau menyampaikan, nafas dalam bekerja adalah semangat memberikan kebermanfaatan diri khususnya kepada orang tua dan anak-anak yang dititipkan di Alifa MBDC.
“Bapak-bapak dan Bunda Pendamping hingga bagian masak bekerja melayani anak-anak yang dititipkan berarti berperan serta dalam membentuk penerus generasi sholeh sholehah di masa mendatang. Apa yang kita lakukan ada rujukan history-nya”, papar Pak Budi.
Pak Budi menyampaikan pengingat dari ketulusan Halimah Sa’diyah sebagai sosok penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah tidak langsung diasuh oleh ibundanya namun oleh orang lain. Kisah tersebut berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Arab, di mana orang tua menitipkan anaknya kepada wanita-wanita yang tinggal di dusun pedalaman. Mereka berharap anak akan mendapatkan lingkungan yang baik dan mempelajari bahasa Arab yang baku dan murni.
Sejarah lainnya yakni tradisi Kerajaan Mataram yang berkaitan dengan Desa Wisata Tembi. Sebelum menjadi desa wisata, Tembi mempunyai sejarah yang menarik. Tempat ini menjadi tempat yang penting bagi Kesultanan Ngayogyakarta sebab sebagai tempat penitipan anak-anak sultan.
Konon, di sanalah anak-anak sultan diasuh oleh para abdi dalem yang disebut dengan “Emban atau Emben”. Tujuan “patemben (red: ditempa)” tersebut adalah agar anak-anak kelak menjadi pemimpin tangguh dan berkarakter yang tahu akan rakyatnya.
Dalam acara ini, KH. Imam Syafi’I, S.Pd.I., MM. selaku pengisi kajian menyampaikan bahwa sebagai pelayan umat kita senantiasa diarahkan untuk memperbaiki ibadah, memurnikan niat dan keikhlasan, serta tanamkan dalam hati “jangan berhenti menjadi orang baik”.
Beliau memberikan tiga prinsip dalam kehidupan yakni; 1) milikilah agama sebagai arah, 2) kuasai ilmu untuk memberikan kemudahan, serta 3) gunakan seni dan semuanya akan menjadi indah.
Tradisi Syawalan ini dikemas tidak hanya sebuah ritual namun mengembalikan esensi bulan Syawal yaitu bulan peningkatan. Peningkatan beribadah, peningkatan kualitas dan peningkatan kinerja di Alifa MBDC sebagai mitra orang tua dalam memberikan pelayanan Islami sepenuh hati.
Semoga dengan adanya acara ini mampu memberikan bekal dan semangat kepada para karyawan Alifa MBDC dalam bekerja sehari-hari.
-rie-